Instagram udah jadi Benteng Takeshi saking banyaknya challenges. Toilet paper is now a trigger word out there. Uncertainty, here and there. In order to turn the hard-won emotional lessons into wisdom that lasts, I'm answering this one question that was asked by Marie Forleo:
What are the lessons you don't want to forget from this time?
1. “Patience is not the ability to wait, but the ability to keep a good attitude while waiting."
Menurut kajian Omar Suleiman tanggal 24 Maret 2020 yang bisa lo dengerin di Muslim Central, ya justru itu emang ujiannya: kita gak tau situasi ini akan berlangsung sampe kapan. We all feel overwhelmed and stuck here. We "need" to know when, when will this pandemic and quarantine end? When will things go back to normal?Yaa jangankan elo, para Nabi aja gatau. When things got sooo difficult for the prophets and messengers, mereka juga nanya: "When is the help of Allah coming? When is it going to come?" ditulis di Qur'an. Ada juga yang insisted nanya "When is the day of judgement?" Lah kepo banget. Jibril a.s juga gatau kapan.
Allah made them a promise though: bukan dikasi tau kapan cobaan ini akan berakhir ya, tapi whatever we do in the midst of all this, is going to be rewarded and compensated accordingly. Relieve is coming — gatau di dunia apa di akhirat, but relieve is coming. However ya itu, ujian sesungguhnya adalah lo gak tau kapan ini semua bakal kelar dan balik ke normal.... We just have to remember: with hardship comes ease :')
2. Managing stress itu PENTING BANGET plis ai kennot.
She rocks! |
Kalo lo mikir sustained or chronic stress can lead to depression or death... Please watch this TED Talk by Kelly McGonigal. Bagus pake banget. Intinya stress can be good for you! Jadi doi cerita ada studi yang nanya persepsi tingkat stress yang dirasakan orang-orang, sikap mereka terhadap stress, dan abis itu ngecek catatan kematian publik buat liat siape nih yang setahun kemudian mati :) Hasilnya?
- Orang yang ngalamin stress berat DAN percaya kalo stress berbahaya bagi kesehatan mereka, kemungkinan meninggalnya nambah 43%
- SEMENTARA orang yang ngalamin stress berat TAPI gak percaya bahwa stress berbahaya buat kesehatan — they had the lowest risk of dying of anyone in the study, including people who have relatively little stress.
Jadi lo mati bukan karena stress, tapi karena lo percaya kalo stress is bad for you. Gimana cara lo mikir tentang stress yang lo alamin ngaruh banget ternyata.
Yok mulai sekarang ubah pikiran — our body's stress response is actually helpful. Yok mulai bilang ke diri sendiri kalo lagi stress:
"Yas, ini badan gw lagi bantuin gw buat bangkit menghadapi tantangan."
Kalo lo mikir gitu, guess what? Your body believes you. Nafas lebih cepet? Ya bagus, lebih banyak oksigen buat otak. And just like when you're in a state of joy and courage — your blood vessel will stay relaxed. It's much healthier, needless to say.
Jangan lupa, WHO udah ganti nama karantina mandiri jadi
3. DO NOT. TOUCH. YOUR. EMERGENCY. FUND.
Photo by Annie Spratt |
Oh, the sorely needed dana darurat. Gw berterimakasih sama mbak Ligwina from QM Financial, Jouska, dan bu Prita dari ZAP Finance yang udah ngingetin terus pentingnya punya dana ini. Ini pelajaran buat banyak orang sih pastinya. Kalo lo udah merit, punya anak, apalagi kalo suami dan istri sama-sama bisnis atau pekerja harian... Lo HARUS KUDU WAJIB punya dana darurat.
Gak usah mikir mau investasi di reksadana atau saham kalo masih belum ada dana darurat. Buat saat-saat kaya gini, mau idup dari mana lagi??? Ini gw alhamdulillah banget Mutiah yang kemaren-maren sama sekali gak nyentuh dana ini. Untuk Dobby alias free elf alias freelancer kaya gw, harus punya 12x pengeluaran bulanan. Perhitungannya beda untuk yang masih single, atau kerja kantoran, atau punya anak ya.
4. We are all connected. The world truly is flat.
Photo by Annie Spratt |
Buku The World is Flat bagus banget btw, yang nulis Thomas Friedman. The playing field is being leveled... Di China, AS, dan India 😗 canda. Ya intinya beneran bukti nyata kalo sekarang semua orang bener-bener terhubung satu sama lain. Internet udah jelas banget bisa bikin orang di ujung berung dan Reykjavik telponan dengan mudah, tapi ini juga berlaku physically karena air travel juga jadi lebih murah dan accessible.
Saya bukan ahli kesehatan masyarakat mon maap, cuma logika aja kalo sedunia udah gampang banget mau kemana-mana ya virus pun juga gampang nyebar. Ekonomi China atau AS collapse atau halt sementara karena lockdown, ya berimbas ke seluruh dunia juga. Berapa banyak industri yang kena? Berapa banyak layoff? Berapa banyak yang cut loss? Ah.... I digress.
Semoga industri penerbangan dan jalan-jalan baik-baik aja ya... Kebayang kalo udah kelar pandemi ini semoga booming karena semua orang langsung mau liburan inshaAllah :') Never take for granted lagi bisa bebas keluar jalan-jalan kemanapun lo suka....
5. People cope in their own way. Let's not be bitter about it.
Photo by Randalyn Hill |
Ada yang mikir rintangan benteng Takeshi di IG itu useless. Lah lo gatau kan dia mungkin sendirian ngekos, gaada temen, jadi salah satu cara dia untuk get social adalah dengan main challenge itu?
Of course donasi dan bantuin orang-orang yang membutuhkan itu prioritas. Tapi, ada banyak banget loooh orang yang donasi dan gak ngepost karena gak pengen satu dunia tau — apalagi dibikin challenge. Lagian kalo lo mau bikin challenge pun, orang2 yang emang udah ga niat bantuin dari awal juga gak bakal join.
Jadi selama gak ngerusak, can we just let people have fun, please?
Let's count our blessings, cause we really are lucky. Lo masih hidup buat baca ini aja udah alhamdulillah. Lo punya dana darurat, jadi meski income turun tetep masih bisa bayar cicilan. Lo bisa kerja dari rumah, sementara banyak banget pekerja harian di luar sana yang kalo gak keluar cari nafkah ya anak istri bisa jadi gak makan :')
Let's donate and help, but I don't think it's necessary to make it an obligation and impose it on other people. I believe we are all doing what we can.
Thanks for reading, love ♥